Friday, September 7, 2012

Episode Skripsi



Berawal dari -bahkan- sebelum saya belajar di kelas bersama temen-teman D4, bahwa saya akan bikin skripsi tentang call center. Apapun, tentang call center.

Semester 7-8-9 pun dilalui dengan lancar jaya, IP juga diatas ekspektasi. Enjoy the learning process...

Semester pamungkas, semester 10.
Pertama, bikin outline. Well, sebenernya bingung juga mau ngambil apa. Sempet kepengen ngambil keuangan publik atau manajemen instansi pemerintah berbasis kinerja. But i hate SPSS or eviews (ga mau bergantung kepada sesuatu yang saya ga bisa kontrol, karena bahkan setelah mata kuliah metodologi penelitian saya tetep ga bisa mengoperasikan aplikasi ini). Jadi pilihan tinggal desain. Dan desain berarti mata kuliah sistem informasi manajemen. 
Okay, ada sistem informasi pengaduan pajak yang bisa diteliti. 

Maju ke dosen pembimbing dengan outline ala kadar, deg-degan karena sebelum saya sudah 2-3 orang temen yang meminta beliau untuk menjadi dosbing dan ditolak. Beliau bilang,"Menarik!" dengan sedikit revisi di sana sini.

Lanjut ke Komite Penilai Outline. Ketemu dosen yang ngerti SIM, sudah menerbitkan banyak buku, dan menemukan bahwa saya terlalu nekad ngambil materi ini (bahasanya ga begitu sih... dia bilang: saya belum terlalu jelas mba ini mau bikin apa... -dan dia menjelaskan 'kejelasan' yang diminta. Mba baca buku ini dulu -sambil menyebutkan salah satu buku yang tercantum dalam daftar pustaka, abis itu balik ke saya lagi ya...)
Dengan perjuangan yang dimudahkan Allah, saya akhirnya dapatkan buku yang dimaksud. Membaca sekilas sambil membolak balik buku "Desain dan analisis SI ...." setebal 7-10 cm itu membuat saya 'tercerahkan'. Beneran, semua ada di buku itu. Ga perlu buku lain, cukup ini aja cukup.
Kembali ke bapak dosen KPO dan outline pun di ttd. Terima kasih pak, tanpa berdiskusi denganmu, entah bagaimana jadinya skripsi saya...

Penyusunan skripsi pun dimulai. Ramadhan menjelang. Ah, pilihan yang sulit. Akhirnya keputusan pun diambil. Liburan dulu, pulang ke Payakumbuh, lupakan skripsi dulu. Baru bab 1 dan separuh bab 2, skripsi pun break dulu. (Lebaran sambil mikirin skripsi? hmmm... klo dibawa pulang pun, yakin ga bakalan dikerjain, mending ditinggal sambil persiapan 'kerja keras' setelahnya)

Kembali ke jakarta, kembali ke skripsi. Seminggu baru bisa menyelesaikan bab 2 yang ternyata jadi terlalu banyak. Takut kena proporsi, tapi jalan terus.

Konsul pertama, dosen ngingetin tenggat waktu yang tinggal kurang dari sebulan...

Kemudian baru sadar bahwa surat ijin riset belum diserahkan ke objek (karena objeknya instansi sendiri, jadi lalai). Ketika menghadap ke kepala seksi terkait, something bad happen. Ibu kasi ga setuju dengan materi skripsi saya. "Kami juga sedang mengerjakan hal ini, kalo kamu bikin materi ini, seolah-oleh saya ga kerja apa-apa"... something like that... "Tapi bu, waktu saya terbatas. Saya ga mungkin ganti objek atau ganti judul untuk waktu yang sempit ini". "Ya saya sebenarnya ga masalah dengan ini... (jawaban diplomatis)... tapi kamu cari kelemahan yang lain aja, jangan yang itu!"

Saya stuck. Sekian jam beradu argumen dengan ibu kasi, tanpa hasil. Kembali ke temen-temen call center, minta solusi. Akhirnya 3 alternatif pun dikonsultasikan kepada dosbing esok harinya. Tetep jalan terus dengan rencana yang kemarin (dengan resiko 'berurusan' dengan ibu kasi di kemudian hari), cari kelemahan lain (seperti yang diinginkan bu kasi), atau ganti judul. Saya sudah konsul dengan banyak orang di call center, termasuk kasi lain yang mau saya garap sistem informasinnya. Adalah sistem informasi kring pajak, yang masih berupa konsep (bahkan direktur pun belum tau), yang akhirnya saya jadikan objek menggantikan sistem informasi pengaduan pajak. Memang hanya mengganti 1 kata saja, tapi... you know lah...

Tiga minggu, waktu yang saya butuhkan untuk menyelesaikan bab 3 dan bab 4, juga bab 5 yang hampir kelupaan (karena bab 2-nya sama persis, alhamdulillah), plus merevisi sedikit bab 1.
Konsul ke dosbing, komennya,"Ini beneran kamu yang bikin?" 
hehehe... waktu itu pengen jawab,"masa sih pak sebagus itu?" 
tapi yang keluar,"100% bikin sendiri pak :)"

Masih lancar jaya, hingga langkah selanjutnya, dosen penilai teknis. Mungkin ini yang paling menghabiskan energi. Pikiran mungkin ga terlalu, karena dari sisi substansi tulisan sudah ga ada masalah. Tinggal tulisan, paragraf, huruf besar, huruf miring, gambar, posisi, dan teknis-teknis lainnya. Datang kamis, disuruh ngambil senin. Senin ke ruangannya dan tidak menemukannya di sana (lagi ke lapangan banteng, kata mba satpam yang baik itu). Esok paginya kesana lagi, juga tidak menemukannya (ke Purnawarman, kata mba yang cantik). Rabu pagi ke sana lagi, akhirnya ketemu. Skripsi belum di'sentuh', akhirnya minta ttd surat permohonan penundaan. Diminta kembali besok sore. Kamis sore ke sana, good news; bapaknya ada, bad news: bapaknya kaget "Bukannya saya suruh besok sore ya?". "Bukan pak, sore ini, besok saya janji ke sekre udah ngumpulin skripsinya". Akhirnya jumat pagi, benar-benar diperiksa. Kena di proporsi dan harus mengurangi 30 halaman skripsi (sebagiannya pindah ke lampiran).
Tiga hari setelah deadline, akhirnya saya berhasil mengumpulkan skripsi rangkap 4 ke sekre dan bersiap untuk sidang.

Tadinya masih lancar-lancar saja, hingga pagi ini menemukan di jadwal sidang terbaru (yang harusnya saya sidang besok kamis, 24 november 2011, pukul 10.30), di kolom hari, tanggal, dan tempat sidang untuk saya kosong melompong.

Usut punya usut, ternyata bapak dosbing tercinta ga bisa nguji pekan ini. Akhirnya harus bersabar hingga pekan depan. (tadinya sudah punya segudang rencana setelah 'lulus' sidang, membayangkan hati dan pikiran yang stress akan lega dan tenang tinggal 1 hari lagi... ternyata Allah menentukan lain...)

Abis ini pengen cerita episode sidang yang (pastinya) menegangkan yang penuh cerita. Tunggu kisah selanjutnya :)

No comments:

Post a Comment

Jazakumullah khairan katsira...
Makasih banyak ya, sudah meninggalkan jejak di blog ini.
Have a nice day ^^