Berawal
dari -bahkan- sebelum saya belajar di kelas bersama temen-teman D4,
bahwa saya akan bikin skripsi tentang call center. Apapun, tentang call
center.
Semester 7-8-9 pun dilalui dengan lancar jaya, IP juga diatas ekspektasi. Enjoy the learning process...
Semester pamungkas, semester 10.
Pertama,
bikin outline. Well, sebenernya bingung juga mau ngambil apa. Sempet
kepengen ngambil keuangan publik atau manajemen instansi pemerintah
berbasis kinerja. But i hate SPSS or eviews (ga mau bergantung kepada
sesuatu yang saya ga bisa kontrol, karena bahkan setelah mata kuliah
metodologi penelitian saya tetep ga bisa mengoperasikan aplikasi ini).
Jadi pilihan tinggal desain. Dan desain berarti mata kuliah sistem
informasi manajemen.
Okay, ada sistem informasi pengaduan pajak yang bisa diteliti.
Maju
ke dosen pembimbing dengan outline ala kadar, deg-degan karena sebelum
saya sudah 2-3 orang temen yang meminta beliau untuk menjadi dosbing dan
ditolak. Beliau bilang,"Menarik!" dengan sedikit revisi di sana sini.
Lanjut
ke Komite Penilai Outline. Ketemu dosen yang ngerti SIM, sudah
menerbitkan banyak buku, dan menemukan bahwa saya terlalu nekad ngambil
materi ini (bahasanya ga begitu sih... dia bilang: saya belum terlalu
jelas mba ini mau bikin apa... -dan dia menjelaskan 'kejelasan' yang
diminta. Mba baca buku ini dulu -sambil menyebutkan salah satu buku yang
tercantum dalam daftar pustaka, abis itu balik ke saya lagi ya...)
Dengan
perjuangan yang dimudahkan Allah, saya akhirnya dapatkan buku yang
dimaksud. Membaca sekilas sambil membolak balik buku "Desain dan
analisis SI ...." setebal 7-10 cm itu membuat saya 'tercerahkan'.
Beneran, semua ada di buku itu. Ga perlu buku lain, cukup ini aja cukup.
Kembali
ke bapak dosen KPO dan outline pun di ttd. Terima kasih pak, tanpa
berdiskusi denganmu, entah bagaimana jadinya skripsi saya...
Penyusunan
skripsi pun dimulai. Ramadhan menjelang. Ah, pilihan yang sulit.
Akhirnya keputusan pun diambil. Liburan dulu, pulang ke Payakumbuh,
lupakan skripsi dulu. Baru bab 1 dan separuh bab 2, skripsi pun break
dulu. (Lebaran sambil mikirin skripsi? hmmm... klo dibawa pulang pun,
yakin ga bakalan dikerjain, mending ditinggal sambil persiapan 'kerja
keras' setelahnya)
Kembali ke jakarta, kembali
ke skripsi. Seminggu baru bisa menyelesaikan bab 2 yang ternyata jadi
terlalu banyak. Takut kena proporsi, tapi jalan terus.
Konsul pertama, dosen ngingetin tenggat waktu yang tinggal kurang dari sebulan...
Kemudian
baru sadar bahwa surat ijin riset belum diserahkan ke objek (karena
objeknya instansi sendiri, jadi lalai). Ketika menghadap ke kepala seksi
terkait, something bad happen. Ibu kasi ga setuju dengan materi skripsi
saya. "Kami juga sedang mengerjakan hal ini, kalo kamu bikin materi
ini, seolah-oleh saya ga kerja apa-apa"... something like that... "Tapi
bu, waktu saya terbatas. Saya ga mungkin ganti objek atau ganti judul
untuk waktu yang sempit ini". "Ya saya sebenarnya ga masalah dengan
ini... (jawaban diplomatis)... tapi kamu cari kelemahan yang lain aja,
jangan yang itu!"
Saya stuck. Sekian jam beradu
argumen dengan ibu kasi, tanpa hasil. Kembali ke temen-temen call
center, minta solusi. Akhirnya 3 alternatif pun dikonsultasikan kepada
dosbing esok harinya. Tetep jalan terus dengan rencana yang kemarin (dengan resiko 'berurusan' dengan ibu kasi di kemudian hari), cari kelemahan lain (seperti yang diinginkan bu
kasi), atau ganti judul. Saya sudah konsul dengan banyak orang di call
center, termasuk kasi lain yang mau saya garap sistem informasinnya.
Adalah sistem informasi kring pajak, yang masih berupa konsep (bahkan
direktur pun belum tau), yang akhirnya saya jadikan objek menggantikan
sistem informasi pengaduan pajak. Memang hanya mengganti 1 kata saja,
tapi... you know lah...
Tiga minggu, waktu yang
saya butuhkan untuk menyelesaikan bab 3 dan bab 4, juga bab 5 yang
hampir kelupaan (karena bab 2-nya sama persis, alhamdulillah), plus
merevisi sedikit bab 1.
Konsul ke dosbing, komennya,"Ini
beneran kamu yang bikin?"
hehehe... waktu itu pengen jawab,"masa sih pak
sebagus itu?"
tapi yang keluar,"100% bikin sendiri pak :)"
Masih
lancar jaya, hingga langkah selanjutnya, dosen penilai teknis. Mungkin
ini yang paling menghabiskan energi. Pikiran mungkin ga terlalu, karena
dari sisi substansi tulisan sudah ga ada masalah. Tinggal tulisan,
paragraf, huruf besar, huruf miring, gambar, posisi, dan teknis-teknis
lainnya. Datang kamis, disuruh ngambil senin. Senin ke ruangannya dan
tidak menemukannya di sana (lagi ke lapangan banteng, kata mba satpam
yang baik itu). Esok paginya kesana lagi, juga tidak menemukannya (ke
Purnawarman, kata mba yang cantik). Rabu pagi ke sana lagi, akhirnya
ketemu. Skripsi belum di'sentuh', akhirnya minta ttd surat permohonan
penundaan. Diminta kembali besok sore. Kamis sore ke sana, good news;
bapaknya ada, bad news: bapaknya kaget "Bukannya saya suruh besok sore
ya?". "Bukan pak, sore ini, besok saya janji ke sekre udah ngumpulin
skripsinya". Akhirnya jumat pagi, benar-benar diperiksa. Kena di
proporsi dan harus mengurangi 30 halaman skripsi (sebagiannya pindah ke
lampiran).
Tiga hari setelah deadline, akhirnya saya berhasil mengumpulkan skripsi rangkap 4 ke sekre dan bersiap untuk sidang.
Tadinya
masih lancar-lancar saja, hingga pagi ini menemukan di jadwal sidang
terbaru (yang harusnya saya sidang besok kamis, 24 november 2011, pukul
10.30), di kolom hari, tanggal, dan tempat sidang untuk saya kosong
melompong.
Usut punya usut, ternyata bapak
dosbing tercinta ga bisa nguji pekan ini. Akhirnya harus bersabar hingga
pekan depan. (tadinya sudah punya segudang rencana setelah 'lulus'
sidang, membayangkan hati dan pikiran yang stress akan lega dan tenang
tinggal 1 hari lagi... ternyata Allah menentukan lain...)
Abis ini pengen cerita episode sidang yang (pastinya) menegangkan yang penuh cerita. Tunggu kisah selanjutnya :)
No comments:
Post a Comment
Jazakumullah khairan katsira...
Makasih banyak ya, sudah meninggalkan jejak di blog ini.
Have a nice day ^^